MODEL KEPERAWATAN ADAPTASI ROY
DI SUSUN
OLEH
:
ELISABET
LEREMBULAN
ANTONIA
IMOLIANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA JOMBANG
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keperawatan sebagai
suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi yang kurang eksis,
kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalam hal finansial. Oleh karena
itu keperawatan harus berusaha keras untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar
dunia keperawatan bahwa keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi – profesi
lain. Tugas ini akan terasa berat bila perawat- perawat Indonesia tidak
menyadari bahwa eksistensi keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja
keras perawat itu sendiri untuk menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu,
keluarga maupun masyarakat.
Salah satu cara untuk
menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan mengembangkan salah satu model
pelayanan keperawatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. model
keperawatan Roy, dikenal dengan model adaptasi dimana Roy memandang setiap
manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus baik
stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini dapat dilihat
dari berbagai tingkatan usia.Aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori
Roy di Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang
mengetahui dan memahami bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai.
Bahkan perawat melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian
tindakan yang telah dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Roy.
Oleh karena itu, kelompok memandang perlu
untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan
yang sesuai dengan teori Sister Roy diilapangan atau rumah sakit, sehingga
dapat diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam
pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan .
B.
Tujuan
Penulisan
a.
Tujuan
Umum
Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Roy
dalam manajemen Asuhan Keperawatan
b.
Tujuan
Khusus
i.
Memahami konsep model teori Roy
ii.
Mampu
menghubungkan model konsep Roy dengan proses keperawatan
iii.
Mampu
mengevaluasi/menilai proses keperawatan di RS dengan konsep Roy pada mode
fisiologi sub kebutuhan cairan
iv.
Mendapatkan
gambaran kondisi pelaksanaan konsep Roy di RS pada mode fisiologis sub
kebutuhan cairan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Riwayat Calista Roy
Suster Calista Roy
adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy dilahirkan pada
tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art
Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister Saint in
Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angeles.(Pemerintah
& Pidie, 2013)
Roy memulai pekerjaan
dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus dari
University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E.
Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan.
Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan
keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja
adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif sebagai
fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang di butuhkan
individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.(Pemerintah
& Pidie, 2013)
Roy mengkombinasikan
teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap manusia sebagai
sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai
“ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H. Maslow untuk
menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme dalam
keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat
meningkatkan derajat kesehatan.(Pemerintah
& Pidie, 2013)
B.
Definisi
dan Konsep Mayor
Konsep Mayor yang
membangun kerangka konseptual model adaptasi roy adalah:
a.
Sistem
adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input, control, proses, output, dan
umpan balik.
b.
Derajat
adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konstektual
dan residual dengan standar individual, sehingga manusia dapat berespon adaptif
sendiri.
c.
Problem
adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuat terhadap penurunan
atau peningkatan kebutuhan.
d.
Stimulus
fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara langsung mengharuskan
manusia berespon adaptif. Stimulus fokal adalah presipitasi perubahan tingkah
laku.
e.
Stimulus
konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan memberikan
konstribusi terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan atau dirangsang
oleh stimulus fokal.
f.
Stimulus
residual adalah seluruh factor yang mungkin memberikan konstribusi terhadap
perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat di validasi
g.
Regulator
adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural,
cemikal, dan proses endokrin.
h.
Kognator
adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang
kompleks dari persepsi informasi, mengambil, keputusan danm belajar.
i.
Model
efektor adaptif adalah kognator yaitu ; Fisiologikal, fungsi pean, interdependensi
dan konsep diri.
j.
Respon
adaptif adalah respon yang meningkatkan intergritas manusia dalam mencapai
tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan reproduksi.
k.
Fisiologis
adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses
adaptasi dilakukan untuk pengaturan cairan dan elektrolit, aktivits dan
istirahat, eliminasi, nutrisi, sirkulasi dan pengaturan terhadap suhu, sensasi,
dan proses endokrin.
l.
Konsep
diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu dalam satu
waktu berbentuk : persepsi, partisipasi, terhadap reaksi orang lain dan tingkah
laku langsung. Termasuk pandangan terhadap fisiknya (body image dan sensasi
diri) Kepribadian yang menghasilkan konsistensi diri, ideal diri, atau harapan
diri, moral dan etika pribadi.
m.
Penampilan
peran adalah penampilan fungsi peran yang berhubungan dengan tugasnya di
lingkungan social.
n.
Interdependensi
adalah hubungan individu dengan orang lain yang penting dan sebagai support
sistem. Di dalam model ini termasuk bagaimana cara memelihara integritas fisik
dengan pemeliharaan dan pengaruh belajar.
C.
Model
Konseptual Adaptasi roy
Empat elemen penting
yang termasuk dalam model adaptasi keperawatan adalah :
(1) manusia;
(2) Lingkungan;
(3) kesehatan;
(4) keperawatan.
Unsur keperawatan
terdiri dari dua bagian yaitu tujua keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga
termasuk dalam elememn penting pada konsep adaptasi. 1.Manusia Roy mengemukakan
bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia
dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai input,
control, output, dan proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping
yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik manusia di
definisikan sabagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan
regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara adaptasi yaitu :
fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.
Dalam model adaptasi
keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan
adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai
sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem,
Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit
fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa
tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah
input, proses control dan umpan balik serta output. Input pada manusia sebagai
suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan
lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk
variable satandar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan.
Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi
dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha
yang biasanya dilakukan.
Proses control manusia
sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping yang telah diidentifikasi
yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator
adalah digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya terhadap empat efektor cara
adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependensi. Manusia
1.
Manusia
didefinisikan sebagai penerima asuhan keperawatan. Manusia sebagai sistem hidup
yang berada dalam interaksi yang konstan dengan lingkungan ditandai oleh
perubahan-perubahan internal maupun eksternal
2.
Perubahan-perubahan
tersebut mengharuskan manusia mempertahankan integritasnya, yaitu adaptasi
terus menerus
3.
Roy
mengidentifikasikan unit sebagai stimulus. Stimulus adalah unit dar
4.
informasi
materi atau energi dari lingkungan atau dirinya sebagai respon.
5.
seiring
dengan stimulus, tingkat adaptasi adalah jangkauan stimulus manusia yang dapat
mengadaptasi responnya dengan usaha yang wajar.
6.
Tingkat
adaptasi dan sistem manusia dipengaruhi oleh pertumbuhan individu dan pemakaian
dari mekanisme koping
7.
Roy
mengkategorikan hasil sistem sebagai respon adaptif dan inefektif
8.
Respon
adaptif adalah semua yang mengacu pada integritas manusia yaitu semua tingkah
laku yang tampak ketika manusia dapat mengerti tentang tujuan hidup, tumbuh,
produksi dan kekuasaan
9.
Respon
inefektif tidak mendukung tujuan tersebut
10.
Roy
menggunakan istilah mekanisme koping untuk menjelaskan proses pengendalian
manusia sebagai sistem adaptasi
Diagram respon adaptasi
PROSES
1.
Koping
2.
Mekanisme
regulator dan kognator
INPUT
1.
Stimulus
2.
Tingkat
adaptasi
OUTPUT
1.
Adaptasi
2.
Respon
inefekti
Efektor dijelaskan
oleh Roy sebagai berikut :
1.
Model
adaptasi fisiologi
Model adaptasi
fisiologi terdiri dari :
a.
Oksigenasi
b.
Nutrisi
c.
Eliminasi
d.
Aktifitas
dan istirahat
e.
Sensori
f.
Cairan
dan elektroli
g.
Integritas
kulit
h.
Fungsi
saraf
i.
Fungsi
endokrin
2.
Konsep diri
Merujuk pada nilai,
kepercayaan, emosi, cita-cita serta perhatian yang diberikan untuk mengatasi
keadaan fisik tersebut
3.
Fungsi
peran
Menggambarkan hubungan
interaksi perorangan dengan orang lain yang tercermin pada peran pertama, kedua
dan seterusnya.
4.
Model ketergantungan
5.
Mengidentifikasi
nilai manusia, cinta dan keseriusan. Proses ini terjadi dalam hubungan manusia
dengan individu dan kelompok.
KEPERAWATAN
Roy
mengidentifikasikan tujuan dari keperawatan sebagai peningkatan dari proses
adaptasi. Tingkat adaptasi ditentukan oleh besarnya rangsang baik fokal,
konstektual maupun residual
Aktivitas perawatan
direncanakan model sebagai peningkatan respon adaptasi atas situasi sehat atau
sakit. Sebagai batasan adalah pendekatan yang merupakan aksi perawat untuk
memanipulasi stimuli fokal, konstektual dan residual yang menyimpang pada
manusia. Rangsang fokal dapat diubah dan perawat dapat meningkatkan respon
adaptasi dengan memanipulasi rangsangan konstektual dan residual. Perawat dapat
mengantisipasi kemungkinan respon sekunder yang tidak efektif pada rangsang
yang sama pada keadaan tertentu.
Perawat juga dapat
menyiapkan manusia untuk diantisipasi dengan memperkuat regulator kognator dan
mekanisme koping.
KESEHATAN
Roy
mengidentifikasikan sebagai status dan proses keadaan yang digabungkan dari
manusia yang diekspresikan sebagai kemampuan untuk menentukan tujuan, hidup,
berkembang, tumbuh, memproduksi dan memimpin
LINGKUNGAN
Roy
mengidentifikasikan keadaan lingkungan secara khusus yaitu semua keadaan,
kondisi dan pengaruh dari sekeliling dan perasaan lingkungan serta tingkah laku
individu dan kelompok
14
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Roy (1984) menyampaikan bahwa secara umum tujuan
pada intervensi keperawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi
perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan
tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan
jangka panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dan
kekeuasaan. Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang
diharapkan setelah dilakukan manipulasi terhadap stimulus focal, konteksual dan
residual.
B.
Saran
i.
Semoga
makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca
ii.
Semoga
dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah,
A. K., & Pidie, D. K. (2013). PENEMUAN ROY ADAPTATION. 1–16.