TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa ini ilmu
keperawatan telah mengalami banyak perubahan karena ilmu keperawatan merupakan
suatu ilmu terapan yang selalu berubah dan berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman. Diantara perkembangan-perkembangan tersebut muncul beberapa
model atau teori keperawatan yang dicetuskan oleh ahli-ahli keperawatan di
dunia, misalnya Virginia Handerson, Dorothea E Orem, Calista Roy, Betty Neuman,
Jean Watson, Imogene King, Hildegard Peplau, Johnson, dan Martha E Rogers.
Selama penyusunan teori muncul 4 produk : latar belakang teori Jean Watson,
konsep-konsep utama Jean Watson, asumsi-asumsi utama keperawatan,
penegasan-penegasan teori penerimaan oleh komunitas keperawatan.
Dr. Watson
adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di sebuah kota kecil,
kerajaan di pegunungan Appalachia Virginia barat pada tahun 1940-an dan
sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of
Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di
keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam
psikologi pendidikan dan konseling. Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang
Profesor yang membedakan keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di
University of Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri Center for
Human Caring di Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy
of Nursing yang telah menerima penghargaan nasional dan
internasional. Dia telah menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan
filsafat dan teori kepedulian manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai
belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson di terbitkan
pada tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”.
Pada tahun 1988, teorinya diumumkan dalam "nursing: Human Science and
Human Care”. Postmodern Nursing and Beyond (1999). Assessing and Measuring
Caring in Nursing and Health Sciences (2002).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
a.
Bagaimana
filosofi keperawatan menurut Jean Watson.
b.
Bagaiman
konsep-konsep utama Jean Watson.
c.
Bagaimana
asumsi-asumsi utama keperawatan menurut Jean Watson.
d.
Bagaimana
penegasan-penegasan teori
Jean Watson
e.
Bagaimana penerimaan oleh
komunitas keperawatan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan maeri ini adalah sebagai
berikut.
a.
Mengaetahui
bagaimana filosofi keperawatan menurut Jean Watson.
b.
Mengetahui
bagaimana konsep-konsep utama Jean Watson.
c.
Mengetahui
bagaimana asumsi-asumsi utama keperawatan menurut Jean Watson.
d.
Untuk
mengetahui bagaimana penegasan-penegasan teori penerimaan oleh komunitas
keperawatan.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Latar
Belakang Teori Jean Watson
Watson (1988)
dan George (1990) mendefenisikan caring
lebih dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai
dasar spiritual, baginya caring
adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi
spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran
diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi
dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara
perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan
kesehatan.
“Theory of
Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
Watson
mengemukakan bahwa caring merupakan
inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring
merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring
juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik
keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima
kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap
individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik
keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda
dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan
yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan
terjadi.
Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam
hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien,
dimana perawat menunjukkan caring
melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi
positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam
praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan
yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson
dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring Theory. Tolak ukur
pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985
(dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat
utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs)
dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan
yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk
mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap
kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling
berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk
hidup yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan
eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas;
kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan
intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan
kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,
mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus
berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.
2.2 Konsep-konsep utama Jean Watson adalah sebagai berikut.
a. Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin
dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu) Manusia pada
dasarnya ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan
merasa menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan
merasa mencintai.
b. Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan kuutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan
fungsi sosial. Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk
meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan
keadaan terbebas dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan pada
usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
c. Konsep tentang lingkungan
Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam
setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke
generasi berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya
sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.
d.
Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring
ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.Keperawatan
berlandaskan kepada rasa kemanusiaan dan ilmu. Tujuan pemberian proses
keperawatan melalui proses caring adalah untuk menolong masyarakat agar
mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Watson (1999) menekankan bahwa
perawat dalam hal ini sebagai care giver yang perlu memahami kesadaran dan kehadirannya
dalam waktu berinteraksi dengan pasiennya.
2.3
Asumsi-asumsi
Utama Keperawatan Jean Watson sebagai berikut.
a.
Asuhan
keperawatan dapat di demonstrasikan dan di praktekkan
dengan efektif hanya secara interpersonal.
b.
Asuhan keperawatan terdiri dari carative
factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu.
c.
Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan
kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
d.
Respon asuhan
keperawatan menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini,
tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian.
e.
Lingkungan asuhan
keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi
yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan yang
terbaik bagi dirinya saat itu.
f.
Asuhan
keperawatan lebih “healthogenic” dari pada curing.
g.
Praktek asuhan keperawatan merupakan
sentral bagi keperawatan.
2.4 Penegasan-penegasan Teori
Watson yang terkenal dengan teori of
human caring mempertegas bahwa sebagai jenis hubungan dan transaksi yang di
perlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan meindungi
pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
Watson
berpendapat bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya
bahwa bagi perawat untuk mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai,
seorang liberal dengan latar belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem
filsafat dan nilai memberikan fondasi yang kokoh bagi science of caring.
2.5 Penerimaan oleh
komunitas keperawatan
Model Margaret
Jean Watson dapat dianggap sebagai dasar dari profesi keperawatan. Ini
menunjukkan pertimbangan keperawatan baik sebagai sebuah ilmu dan seni.
a. Praktek
Filsafat Jean
Watson dan Ilmu Merawat dapat diterapkan pada praktek (a) sebagai sebuah
organisasi atau (b) sebagai seorang individu. Sebagai sebuah organisasi, teori Watson merawat dapat digunakan sebagai
kerangka kerja dalam penyampaian pelayanan keperawatan di lembaga medis. Ketika
digunakan sebagai dasar keperawatan di rumah sakit, perawat yang dibuat untuk
fokus pada nilai perawatan dan pada integrasi faktor carative dalam pertemuan
pasien."Perjalanan Mengintegrasikan
Teori Merawat Watson dengan Clinical Practice," sebuah artikel oleh
Linda Ryan, menyajikan proses integrasi teori Watson dengan pola pemberian
layanan kesehatan dalam pengaturan klinis. Di sisi lain, itu juga luar biasa untuk mencatat bahwa Teori Watson juga
bisa digunakan dalam setting perawatan kesehatan masyarakat. Artikel dari
Adeline Falk Rafael menyajikan kesesuaian ide Watson untuk praktek keperawatan
di masyarakat. Ia bahkan menyediakan alat komunitas penilaian yang dapat
digunakan sebagai dasar pemberian perawatan kesehatan sebagai perawat kesehatan
masyarakat.
Pada penerapan Filsafat Peduli pada tingkat individu perawat, penting untuk
diingat bahwa Watson ini menyiratkan kepercayaan Watson ke arah keperawatan dan
nilai perawat ke fenomena peduli "optimis abadi."Saat melakukan
fungsi kita sebagai perawat, kita ditantang oleh Watson untuk
"merawat". Dengan kata
lain, ide Watson merawat membantu kita merefleksikan nilai kepedulian bagi
kehidupan kita dan implikasi untuk panggilan kita. Hal ini menantang kita untuk
bertanya kepada diri sendiri tentang persepsi kita sendiri dan opini yang
objektif tentang merawat kita menjadi lebih baik dipandu dalam pemberian
pelayanan keperawatan kami.
b. Pendidikan
Watson menekankan pentingnya menggambarkan keperawatan dalam hal hubungan perawat-pasien
bukan pada prosedur dan tugas. Teorinya merawat menyiratkan perlunya mahasiswa
keperawatan untuk dilatih pada: pertumbuhan pribadi, keterampilan komunikasi,
penggunaan diri yang terapeutik, penilaian holistik dan peduli terhadap
kesehatan dan penyembuhan.
c. Penelitian
Ketika Watson menulis Perawatan: Filsafat dan Ilmu Peduli, ia
memperkenalkan ilmu kepedulian manusia dan ini dengan cepat menjadi salah satu
sumber yang paling banyak digunakan dan dihormati model konseptual untuk keperawatan.Teori
Watson membuka pintu yang mengarah menantang para peneliti dan para ahli untuk
mempertanyakan apakah manfaat dari transaksi peduli terhadap pasien. Penelitian dan praktek bisa fokus pada hasil pasien kepedulian
untuk memvalidasi transaksi gagasan bahwa kepedulian adalah inti sebenarnya
dari profesi kita.Filsafat merawat telah
digunakan untuk memandu perawatan antara jenis spesifik klien.
Ada penelitian khusus untuk mengidentifikasi relevansi Teori Watson pada merawat untuk asuhan keperawatan klien dengan depresi, penyakit polikistik
dewasa dan hipertensi. Ada juga penelitian yang mencoba untuk menguji apakah
teori tersebut dapat diterapkan dalam keperawatan perioperatif
pengaturan.Watson bekerja juga untuk pembangunan model perawatan khusus seperti
Model Perawatan Perawat Menghadiri dan Model Merawat Kualitas.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
a.
Konsep utama
teori Jean Watson adalah “ Human Science
and Human Care”, yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah carative factors dimana dia berasal dari humanisticprespective
yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
b.
Hubungan teori
Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan yaitu adanya unsur teori
kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk
yang sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
c.
Asumsi-asumsi
Utama Keperawatan Jean Watson sebagai berikut.
1.
Asuhan
keperawatan dapat di demonstrasikan dan di praktekkan
dengan efektif hanya secara interpersonal.
2.
Asuhan keperawatan terdiri dari carative
factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu.
3.
Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan
kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
4.
Respon asuhan
keperawatan menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini,
tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian.
5.
Lingkungan asuhan
keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi
yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan yang
terbaik bagi dirinya saat itu.
6.
Asuhan
keperawatan lebih “healthogenic” dari pada curing.
7.
Praktek asuhan keperawatan merupakan
sentral bagi keperawatan.
d.
Teori Jean
Watson mempertegas bahwa sebagai jenis hubungan dan transaksi yang di perlukan
antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan meindungi pasien
sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
e.
Model Margaret Jean Watson dapat dianggap sebagai dasar dari profesi
keperawatan. Ini menunjukkan pertimbangan keperawatan baik sebagai sebuah ilmu
dan seni.
TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON
TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON
A. PENDAHULUAN
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada,
perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena
caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis , dimana perawat bekerja
untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring
merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Jean
Watson, seorang professor keperawatan memiliki persepsinya sendiri mengenai
caring. Makalah ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai caring menurut
Watson.
B. PEMBAHASAN
1. Latar
Belakang Jean Watson
Dr. Watson adalah seorang
sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West Virginia dan sekarang tinggal di
Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of Colorado, ia meraih
gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di keperawatan
kesehatan mental-kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi
pendidikan dan konseling. Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor
yang membedakan keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University of
Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri Center for Human Caring di
Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy of Nursing
yang telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Dia telah
menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian
manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar
dari teori keperawatan Jean Watson di terbitkan pada tahun 1979 di keperawatan
yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”. Pada tahun 1988, teorinya
diumumkan dalam "nursing: Human Science and Human Care”. Postmodern
Nursing and Beyond (1999). Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health
Sciences (2002). Watson berpendapat bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di
faktor carative. Dia percaya bahwa bagi perawat untuk mengembangkan
filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar belakang seni
yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang kokoh
bagi science of caring.
2. Teori Watson
Watson (1988) dan George (1990)
mendefenisikan caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia
memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat
ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi,
kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan
berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat
membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson),
mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima
asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa
caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan
perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu,
artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga
mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan
unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami
setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik
yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan
dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan
klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk
mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien.
Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya,
perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang
dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami
konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring Theory. Tolak
ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson,
1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua
peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order
needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang
tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk
mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap
kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup yang
meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan
interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut,
Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual
karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan
status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan.
3. Grand theory menurut Jean Watson
Grand
theory menurut Jean Watson terdiri dari :
a. CARRATIVE FACTOR :
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor
adalah:
1. Nilai-nilai kemanusiaan dan
Altruistik (Humanistic-Altruistic System Value).
2. Keyakinan dan harapan (Faith
ang Hope).
3. Peka kepada diri sendiri dan
orang lain (Sensitivity to self and others)
4. Membantu menumbuhkan
kepercayaaan, membuat hubungan dalam perawatan secara manusiawi
5. Pengekspresian perasaan positif
dan negatif.
6. Proses pemecahan masalah
perawatan secara kreatif (Creative problem solving caring process).
7. Pembelajaran secara
transpersonal (transpersonal teaching learning).
8. Dukungan, perlindungan,
perbaikan fisik, mental, social dan spiritual.
9. Bantuan kepada kebutuhan
manusia (Human needs assistance).
10. Eksistensi fenomena kekuatan
spiritual.
Tetapi kesepuluh carative
factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus
terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu
standart terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan
suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa
depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang
dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya
(Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu.
1.
Menerapkan
perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks
kesadaran terhadap
caring
2.
Hadir
dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem kepercayaan yang
dalam dan dunia kehidupan
subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
3.
Memberikan
perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri orang lain,
melebihi ego dirinya.
4.
Mengembangkan
dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling bantu dan
saling percaya
5.
Hadir
untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif sebagai
suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang
dirawat
6.
Menggunakan
diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bangian dari
proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistic
7.
Terlibat
dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri
orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8.
Menciptakan
lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun nonfisik,
lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan,
keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9.
Membantu
terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan
“human care essentials“, yang memunculkan pesendiri nyusuaian jiwa, raga dan
pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan
melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10.
Menelaah
dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan
kematian seseorang, “soul care” bagi diri dan orang yang dirawat.
b. Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal caring
relationship berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada
moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan martabat manusia
sepeti dirinya atau lebih tingggi dari dirinya. Perawat merawat dengan
kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual,
oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai
hubungan dan potensi untuk menyembuhkan. Hubungan ini menjelaskan bagaimana
perawat telah melampaui penilain secara objektif, menunjukkan perhatian kepada
subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka
sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan dan
pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari
kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga hubungan saling
mneguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh
karena itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari
makna dan kesatuan, dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah
transpersonal berarti pergi keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk
menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan
pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah
berkaitan dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat,
kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.
c. Caring Occation Moment
Caring Occation menurut Watson
(1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan
orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan
fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam
moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar
biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang
dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual,
tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi
seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang,
sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat
dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya
dalam moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak
perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang
dilakukan keduanya, dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman
hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan
adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan
yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan untuk berkembang (Watson
1999 , pp. 116-117).
4. Paradigma Keperawatan Menurut
Watson
a. Keperawatan
Keperawatan adalah
penerapan art dan human science melalui
transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan
pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control,
self-care, dan selfhealing.
b. Klien
Klien adalah individu atau
kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang
membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi
sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control,
pilihan dan selfdetermination.
c. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan
keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan
antara diri dengan lingkungan.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana
interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan
perawat.
5. Asumsi Dasar Science of
Caring
Watson mengidentifikasi banyak
asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. Watson meyakini
bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson
mengatakan 7 asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu
:
a.
Caring
dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
interpersonal.
b. Caring terdiri dari carative
factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu.
c.
Efektif
caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
d. Respon caring menerima
seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa
dia dikemudian.
e.
Lingkungan
caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan
disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi
dirinya saat itu.
f.
Caring
lebih ”healthogenic” daripada curing.
g. Praktik caring merupakan
sentral bagi keperawatan.
6. Proses Keperawatan Dalam
Teori Caring
Watson (1979) menekankan bahwa
proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset
ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan
menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses
tersebut sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang
terdapat dalam proses keperawatan)
No comments:
Post a Comment