Friday, January 17, 2020

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON


TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dewasa ini ilmu keperawatan telah mengalami banyak perubahan karena ilmu keperawatan merupakan suatu ilmu terapan yang selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Diantara perkembangan-perkembangan tersebut muncul beberapa model atau teori keperawatan yang dicetuskan oleh ahli-ahli keperawatan di dunia, misalnya Virginia Handerson, Dorothea E Orem, Calista Roy, Betty Neuman, Jean Watson, Imogene King, Hildegard Peplau, Johnson, dan Martha E Rogers. Selama penyusunan teori muncul 4 produk : latar belakang teori Jean Watson, konsep-konsep utama Jean Watson, asumsi-asumsi utama keperawatan, penegasan-penegasan teori penerimaan oleh komunitas keperawatan.
Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di sebuah kota kecil, kerajaan di pegunungan Appalachia Virginia barat pada tahun 1940-an dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling. Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor yang membedakan keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University of Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri Center for Human Caring di Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy of  Nursing yang telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Dia telah menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson di terbitkan pada tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”. Pada tahun 1988, teorinya diumumkan dalam "nursing: Human Science and Human Care”. Postmodern Nursing and Beyond (1999). Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002).

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
a.       Bagaimana filosofi keperawatan menurut Jean Watson.
b.      Bagaiman konsep-konsep utama Jean Watson.
c.       Bagaimana asumsi-asumsi utama keperawatan menurut Jean Watson.
d.      Bagaimana penegasan-penegasan teori Jean Watson
e.       Bagaimana penerimaan oleh komunitas keperawatan.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan maeri ini adalah sebagai berikut.
a.       Mengaetahui bagaimana filosofi keperawatan menurut Jean Watson.
b.      Mengetahui bagaimana konsep-konsep utama Jean Watson.
c.       Mengetahui bagaimana asumsi-asumsi utama keperawatan menurut Jean Watson.
d.      Untuk mengetahui bagaimana penegasan-penegasan teori penerimaan oleh komunitas keperawatan.


BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Teori Jean Watson
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih  dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi.
Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring TheoryTolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs). 
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup  yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.




2.2 Konsep-konsep utama Jean Watson adalah sebagai berikut.
a.       Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu) Manusia pada dasarnya ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa mencintai.
b.      Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan kuutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan fungsi sosial. Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan terbebas dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
c.       Konsep tentang lingkungan
Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.
d.      Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.Keperawatan berlandaskan kepada rasa kemanusiaan dan ilmu. Tujuan pemberian proses keperawatan melalui proses caring adalah untuk menolong masyarakat agar mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver yang perlu memahami kesadaran dan kehadirannya dalam waktu berinteraksi dengan pasiennya.


2.3 Asumsi-asumsi Utama Keperawatan Jean Watson sebagai berikut.
a.       Asuhan keperawatan dapat di demonstrasikan dan di praktekkan dengan efektif hanya secara interpersonal.
b.       Asuhan keperawatan terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu.
c.       Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
d.      Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian.
e.       Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu.
f.       Asuhan keperawatan lebih “healthogenic” dari pada curing.
g.      Praktek asuhan keperawatan merupakan sentral bagi keperawatan.

2.4  Penegasan-penegasan Teori
Watson yang terkenal dengan teori of human caring mempertegas bahwa sebagai jenis hubungan dan transaksi yang di perlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan meindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Watson berpendapat bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya bahwa bagi perawat untuk mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang kokoh bagi science of caring.
2.5 Penerimaan oleh komunitas keperawatan
Model Margaret Jean Watson dapat dianggap sebagai dasar dari profesi keperawatan. Ini menunjukkan pertimbangan keperawatan baik sebagai sebuah ilmu dan seni.

a.       Praktek
Filsafat Jean Watson dan Ilmu Merawat dapat diterapkan pada praktek (a) sebagai sebuah organisasi atau (b) sebagai seorang individu. Sebagai sebuah organisasi, teori Watson merawat dapat digunakan sebagai kerangka kerja dalam penyampaian pelayanan keperawatan di lembaga medis. Ketika digunakan sebagai dasar keperawatan di rumah sakit, perawat yang dibuat untuk fokus pada nilai perawatan dan pada integrasi faktor carative dalam pertemuan pasien."Perjalanan Mengintegrasikan
Teori Merawat Watson dengan Clinical Practice," sebuah artikel oleh Linda Ryan, menyajikan proses integrasi teori Watson dengan pola pemberian layanan kesehatan dalam pengaturan klinis. Di sisi lain, itu juga luar biasa untuk mencatat bahwa Teori Watson juga bisa digunakan dalam setting perawatan kesehatan masyarakat. Artikel dari Adeline Falk Rafael menyajikan kesesuaian ide Watson untuk praktek keperawatan di masyarakat. Ia bahkan menyediakan alat komunitas penilaian yang dapat digunakan sebagai dasar pemberian perawatan kesehatan sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Pada penerapan Filsafat Peduli pada tingkat individu perawat, penting untuk diingat bahwa Watson ini menyiratkan kepercayaan Watson ke arah keperawatan dan nilai perawat ke fenomena peduli "optimis abadi."Saat melakukan fungsi kita sebagai perawat, kita ditantang oleh Watson untuk "merawat". Dengan kata lain, ide Watson merawat membantu kita merefleksikan nilai kepedulian bagi kehidupan kita dan implikasi untuk panggilan kita. Hal ini menantang kita untuk bertanya kepada diri sendiri tentang persepsi kita sendiri dan opini yang objektif tentang merawat kita menjadi lebih baik dipandu dalam pemberian pelayanan keperawatan kami.

b.      Pendidikan
Watson menekankan pentingnya menggambarkan keperawatan dalam hal hubungan perawat-pasien bukan pada prosedur dan tugas. Teorinya merawat menyiratkan perlunya mahasiswa keperawatan untuk dilatih pada: pertumbuhan pribadi, keterampilan komunikasi, penggunaan diri yang terapeutik, penilaian holistik dan peduli terhadap kesehatan dan penyembuhan.

c.       Penelitian
Ketika Watson menulis Perawatan: Filsafat dan Ilmu Peduli, ia memperkenalkan ilmu kepedulian manusia dan ini dengan cepat menjadi salah satu sumber yang paling banyak digunakan dan dihormati model konseptual untuk keperawatan.Teori Watson membuka pintu yang mengarah menantang para peneliti dan para ahli untuk mempertanyakan apakah manfaat dari transaksi peduli terhadap pasien. Penelitian dan praktek bisa fokus pada hasil pasien kepedulian untuk memvalidasi transaksi gagasan bahwa kepedulian adalah inti sebenarnya dari profesi kita.Filsafat merawat telah digunakan untuk memandu perawatan antara jenis spesifik klien.
Ada penelitian khusus untuk mengidentifikasi relevansi Teori Watson pada merawat untuk asuhan keperawatan klien dengan depresi, penyakit polikistik dewasa dan hipertensi. Ada juga penelitian yang mencoba untuk menguji apakah teori tersebut dapat diterapkan dalam keperawatan perioperatif pengaturan.Watson bekerja juga untuk pembangunan model perawatan khusus seperti Model Perawatan Perawat Menghadiri dan Model Merawat Kualitas.


BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
a.       Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human Care”, yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah carative factors  dimana dia berasal dari humanisticprespective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
b.      Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan yaitu adanya unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
c.       Asumsi-asumsi Utama Keperawatan Jean Watson sebagai berikut.
1.      Asuhan keperawatan dapat di demonstrasikan dan di praktekkan dengan efektif hanya secara interpersonal.
2.       Asuhan keperawatan terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu.
3.      Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
4.      Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian.
5.      Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu.
6.      Asuhan keperawatan lebih “healthogenic” dari pada curing.
7.      Praktek asuhan keperawatan merupakan sentral bagi keperawatan.
d.      Teori Jean Watson mempertegas bahwa sebagai jenis hubungan dan transaksi yang di perlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan meindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
e.       Model Margaret Jean Watson dapat dianggap sebagai dasar dari profesi keperawatan. Ini menunjukkan pertimbangan keperawatan baik sebagai sebuah ilmu dan seni.


TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON


A. PENDAHULUAN

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis , dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Jean Watson, seorang professor keperawatan memiliki persepsinya sendiri mengenai caring. Makalah ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai caring menurut Watson.

B. PEMBAHASAN 

1.   Latar Belakang Jean Watson

Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West Virginia dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling. Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor yang membedakan keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University of Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri Center for Human Caring di Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy of  Nursing yang telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Dia telah menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson di terbitkan pada tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”. Pada tahun 1988, teorinya diumumkan dalam "nursing: Human Science and Human Care”. Postmodern Nursing and Beyond (1999). Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002). Watson berpendapat bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya bahwa bagi perawat untuk mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang kokoh bagi science of caring.

2. Teori Watson

Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih  dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs). 
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup  yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.

3. Grand theory menurut Jean Watson

Grand theory menurut Jean Watson terdiri dari :

a. CARRATIVE FACTOR :

Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:

1.      Nilai-nilai kemanusiaan dan Altruistik (Humanistic-Altruistic System Value).
2.      Keyakinan dan harapan (Faith ang Hope).
3.      Peka kepada diri sendiri dan orang lain (Sensitivity to self and others)
4.      Membantu menumbuhkan kepercayaaan, membuat hubungan dalam perawatan secara manusiawi
5.      Pengekspresian perasaan positif dan negatif.
6.      Proses pemecahan masalah perawatan secara kreatif (Creative problem solving caring process).
7.      Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning).
8.      Dukungan, perlindungan, perbaikan fisik, mental, social dan spiritual.
9.      Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance).
10.  Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.

Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu.

1.      Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap        caring                
2.       Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan      subjektif  dari dirinya dan orang dirawat.
3.      Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya.
4.      Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya
5.      Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat
6.      Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistic
7.      Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8.      Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9.      Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan “human care essentials“, yang memunculkan pesendiri nyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10.  Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri dan orang yang dirawat.



b.  Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan martabat manusia sepeti dirinya atau lebih tingggi dari dirinya. Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.




c.  Caring Occation Moment

Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan untuk berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).






4.  Paradigma Keperawatan Menurut Watson

a.  Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
b.   Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
c.   Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
d.  Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

5. Asumsi Dasar Science of Caring

Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :
a.       Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara interpersonal.
b.      Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu.
c.       Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
d.      Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa dia dikemudian.
e.       Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu.
f.       Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
g.      Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

6.   Proses Keperawatan Dalam Teori Caring

Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses keperawatan)

No comments:

Post a Comment

TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON

TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON                                                                                       ...